Anak kost


Seorang siswa lulusan SMA telah diterima di salah satu PTN. Kehidupan semasa SMA-nya bisa terbilang biasa-biasa saja. Namun, dari situ-lah dia bisa memiliki semangat yang luar biasa untuk belajar dan terus belajar hingga akhirnya diterima di salah satu PTN favorit.

Sebelumnya dia tak pernah melewatkan waktu untuk membaca-baca buku pelajarannya setiap hari. Dia juga adalah seorang yang taat beribadah dan berbakti kepada kedua orang tuanya.

Setelah diterima di PTN favorit dia terpisah dengan mereka dan juga teman-teman dekatnya dahulu. Kehidupan baru harus dia hadapi yaitu menjadi seorang mahasiswa dan harus tinggal jauh dari orang tua.

Dia telah menjadi seorang pemuda. Tinggal di salah satu rumah warga yang menyediakan kost untuk mahasiswa. Kebetulan rumah itu tidak jauh dari tempat kuliahnya. Aktifitas belajar tetap ia lakukan di tempat tinggal barunya. Lingkungan dan masyarakat yang baru sangat berbeda dengan tempat tinggalnya dahulu. Namun, dengan segera ia dapat menyesuaikan diri.

Suatu ketika ia tiba di kost-an barunya dan melihat jendela yang sudah banyak debu, lantai yang sedikit kotor– mungkin pemilik rumah tidak sempat membersihkan karena banyak urusan. Ia punya inisiatif untuk membersihkannya. Esok harinya–sebelum berangkat kuliah– pemuda ini membersihkan rumah kost-annya kembali. Kegiatan itu ia lakukan terus-menerus, hingga pada suatu saat ibu kost yang ramah, dan baik berkata padanya, bahwa pemuda itu tak perlu lagi membayar uang kost setiap bulannya karena ia telah membantu pekerjaan rumahnya. Pemuda itu pun senang dan berterima kasih padanya.

Waktu luang ia sempatkan untuk bertata-krama dengan keluarga itu. Ia melihat anaknya yang masih SMP sedang belajar segera ia mendekati, membantu dan membimbingnya belajar. Hal ini pun rutin ia lakukan setiap ada waktu luang. Kualitas belajar anaknya kini meningkat, nilainya pun semakin hari semakin baik. Setelah beberapa hari, ketika ia hendak berpamitan berangkat kuliah, ibu kost memberinya uang saku sebagai tanda terima kasih karena telah membantu dan membimbing anaknya ke arah yang lebih baik.

Kemudian pemuda itu memiliki kehidupan yang bisa dibilang hemat, karena ia tidak perlu lagi membayar uang kost dan mendapat uang saku pula dari keluarga tersebut.

Di tempat kuliah,berkumpul dengan teman-teman juga tetap ia lakukan dengan tetap menjaga sikapnya. Ketika ada temannya yang merokok menanawarkan sepuntung rokok, ia tidak menolak, namun menerimanya meskipun iatidak merokok. Rokok tersebut hanya ia masukkan ke dalam sakunya. Karena ia memiliki banyak teman yang merokok, ia kumpulkan sepuntung demi sepuntung rokok hingga terkumpul banyak, kemudian ia menjualnya di warung sepulang kuliah. Tak lupa ia sisakan sedikit untuk suami ibu kost yang juga perokok. Ia lakukan hal itu setiap hari–uang yang terkumpul ditabung–hingga tabungannya yang terkumpul cukup banyak.

Jiwa kewirausahaannya itu juga ia terapkan ketika ia telah bekerja. Hingga kini ia telah menjadi seorang yang sukses yang bekerja di salah satu lembaga pemerintah. Mobilnya selalu ia ganti ketika ia merasa bosan. Keliling dunia sudah tak asing lagi baginya sekarang.

2 Responses to Anak kost

  1. Terima kasih atas informasinya

    Bagus sekali ceritanya, perlu diacungin 4 jempol untuk anak kost itu.Semoga bermanfaat bagi semua yang membaca blog ini, hati yang baik pasti pula dibalas kebaikan juga.

    Salam kenal

Tinggalkan Balasan ke http://www.balibudgetvillas.net Batalkan balasan